Investasi Pendidikan yang Tepat

Yang masih bingung anaknya mau nerusin sekolah kemana, silakan simak sejenak..
Sebut saja Dewi, begitu lulus SMP memilih masuk SMK jurusan elektronika. Setelah lulus, sempat bekerja di sebuah perusahaan, namun akhirnya tidak bertahan lama dan lebih memilih wirausaha. ternyata usahanya berkembang, karena dijalankan dengan penuh antusias dan dia menikmatinya.
andai saja..-meskipun sebaiknya ga usah berandai-andai , tapi sekali lagi andai saja sejak dini Dewi sadar potensi kecerdasannya dan kemudian fokus di kecerdasannya, bisa jadi saat ini Dewi sudah jadi pengusaha sukses. Tidak ada waktu yang terbuang, tidak ada biaya yang terbuang, tidak ada energi yang terbuang untuk sebuah investasi yang ternyata tidak sesuai dengan potensi anak kita.
Jadi, baiknya kenali dulu kecerdasan buah hati anda sebelum menentukan sekolahnya.

Salam,

@STIFInMalang

Seminar #OptimasiKecerdasan

Karena masih banyak yang galau, setelah lulus mau kemana ? Baca > Galau Menjelang Kelulusan

Acara ini sangat penting bagi orang tua yang peduli pendidikan buah hatinya. Karena pendidikan adalah investasi untuk masa depan, tentu memilih sekolah atau kampus haruslah sesuai dengan potensi yang dimiliki si buah hati.

Di acara ini akan diulas sifat genetik manusia, cara belajar yang sesuai masing-masing anak, cara memotivasi belajarnya, pilihan pendidikan menuju profesi yang tepat masing-masing kecerdasan, serta kunci sukses masing-masing kecerdasan.

segera daftar..

seminar poster

Anda memilih Profesi mulia ?

Masih seputar cita-cita & profesi, (seperti Cak Lontong dalam acara ILK di TRANS7 :o) saya akan sampaikan hasil survey yang akan mencengangkan – wow..aku tercengang ..hehehe – dari sebuah sekolah menengah pertama di Bantur Kabupaten Malang. Ternyata Profesi Dokter masih menjadi pilihan profesi paling banyak disusul profesi Guru / Dosen, namun masih jauh lebih banyak yang belum punya cita-cita! Lebih lengkapnya sebagai berikut :

  • Dokter : 18
  • Guru / Dosen : 13
  • TNI : 9
  • Perawat : 6
  • Atlit / Pemain Sepak Bola : 5
  • Pengusaha : 4
  • Lain-lain : 19
  • Belum Punya Cita-cita : 43

Lain-lain ada 19 orang terdiri dari barbagai macam profesi, diantaranya : penyanyi, sinden, model, kameramen, pengacara, anggota dpr, dll.

Dokter, Guru / Dosen, TNI, Perawat bagi sebagian besar orang adalah sebuah profesi yang dianggap mulia, kenyataannya memang demikian. Dokter & Perawat berjasa menolong orang sakit, Guru & Dosen berjasa mendidik anak, TNI berjasa membela Bangsa & Negara. Mungkin karena itu maka anak-anak lebih cenderung memilih profesi-profesi tersebut.

Lalu apakah berarti profesi yang lain tidak mulia ? tentu saja tidak demikian. Mulia atau tidaknya seseorang tidak ditentukan berdasar profesinya. Mulia atau tidaknya seseorang lebih karena apakah dia memanfaatkan profesinya untuk kebaikan banyak orang ataukah untuk kepentingannya sendiri. Sebaik-baikk manusia adalah yang paling banyak manfaatnya untuk orang lain.

Melalui kecerdasan  yang telah dikaruniakan Alloh SWT. manusia bisa hebat dan mulia di berbagai bidang sesuai kecerdasannya masing-masing. Maka segera kenali Potensi / Mesin Kecerdasanmu dan fokus untuk Hebat menuju hidup SuksesMulia !

@STIFInMalang

Berani Bermimpi Besar

Mimpi adalah kunci 
Untuk kita menaklukkan dunia
Berlarilah tanpa lelah
Sampai engkau meraihnya
Laskar pelangi takkan terikat waktu
Bebaskan mimpimu di angkasa
Warna bintang di jiwa

Tentu Anda tahu penggalan lagu Nidji yang menjadi sound track film Laskar Pelangi tersebut. Bagi saya, film dan lagu tersebut sangat menginspirasi. Mengajak kita untuk berani bermimpi, berani punya cita-cita yang tinggi, tanpa dibatasi apapun !

Namun, ternyata tidak semua orang berani bermimpi, padahal bermimpi itu gratis ! Dalam salah satu sesi training,  saya minta peserta menuliskan apa keinginannya jika sudah dewasa. Ternyata mereka butuh waktu lama untuk menulis impiannya, ada keraguan di wajah mereka. Akhirnya mereka menulis hal-hal yang umum dan kurang tajam. “Ingin masuk surga” , “Ingin membahagiakan orang tua”, “Ingin menjadi pengusaha”, “ingin kaya”, dsb. Memang tidak salah, hanya terlalu standar !

Lalu seperti apa mimpi yang besar itu ?

1. Mimpi harus spesifik, jelas dan terukur. Kalau menjadi orang kaya, sekaya apa ? Tetapkan ukurannya, apakah zakatnya 10 juta tiap bulan ? 100 juta tiap bulan ? Kalau menjadi pengusaha, pengusaha kelas apa ? Pengusaha kecil, menengah, atau pengusaha besar dengan ribuan karyawan dan pasar Internasional ?

2. Impian berkaitan kuat dengan emosi diri, atau sering disebut “Dendam Positif”. Mungkin karena saat kecil kita sering sakit, maka bermimpi punya rumah sakit. Mungkin karena saat kecil jarang makan enak, maka bermimpi punya rumah makan yang besar dan ramai pengunjung.

3. Berdampak positif bagi banyak orang. Semakin banyak orang yang akan mendapat dampak positif, maka akan semakin kuat pendorong untuk mewujudkan mimpi kita.

4. Bebaskan jangan batasi. Lupakan kondisi(ekonomi, lingkungan, pendidikan,dll.) saat ini, jangan sampai kondisi saat ini menjadi penghalang untuk berani bermimpi. Tidak ada yang salah jika anak seorang nelayan punya mimpi menjadi menteri.

Yess ! jika sudah berani bermimpi besar, maka selanjutnya kenalilah potensi yang ada dan mulai susun langkah untuk fokus mengejar mimpi itu !

Fokus Satu Hebat !

@STIFInMalang

Galau menjelang kelulusan

Di setiap acara training yang saya bawakan, selalu saya sempatkan berdialog dengan teman-teman pelajar, kebanyakan SMP dan SMA, saya sering bertanya mau kemana mereka setelah lulus sekolah. Beragam jawaban yang mereka sampaikan.

“Belum tahu , pak..masih bingung” mayoritas jawaban seperti ini.

“Mau ke SMK, pak..” jawabnya. “OK, bagus itu. Jurusan apa ?” Saya lanjutkan pertanyaan. “Jurusan Mesin , pak..” jawabnya. “Kenapa pilih jurusan mesin ?” saya kejar pertanyaan lagi. “Karena kata teman kakak saya pelajarannya mudah.” jawabnya enteng. *gubrak!

“Mau lanjut SMK jurusan listrik, pak..” jawab siswa yang lain. “Kenapa listrik ?” tanya saya. “Karena kakak saya sudah di jurusan mesin, saya disuruh ambil jurusan listrik saja.” *tepokjidat!

Ada juga yang memilih sekolah karena ikut-ikutan teman, pilih sekolah yang dekat lokasi dengan rumah, dan alasan lain yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan potensi dan passion mereka ! Sedih ga sih ?

Bro..Sis..cerita hidup ke depan yang paling merasakan akibatnya adalah kita sendiri. Sementara sekolah adalah investasi untuk masa depan hidup kita. Masa iya sih kita ikut saja apa kata orang ? Kalau memang itu sesuai dengan potensi dan keinginan kita, baguslah.. tapi, kalau ternyata kita belum sadar potensi dan hanya menurut kata orang lain..siap-siap saja menyesal kemudian. jangan sampai terjadi !

Bagaimana baiknya ? kenali potensi dirimu..cari tahu kecerdasan dominanmu, karena dengan tahu potensi diri, tahu mesin kecerdasan, kita bisa merancang masa depan dengan lebih mudah, menghindari buang waktu dan biaya untuk investasi yang tidak tepat sasaran.

Ingin tahu potensi kecerdasan & passionmu ? Ikuti Seminar #OptimasiKecerdasan.

Fokus Satu Hebat !

@STIFInMalang

Teori Sirkulasi STIFIn

sirkulasi stifin

Cara membaca :

Sensing mendukung Thinking, Thinking mendukung Insting, Insting mendukung Intuiting, Intuiting mendukung Feeling & Feeling mendukung Sensing.

Sensing menaklukkan Insting, Insting menaklukkan Feeling, Feeling menaklukkan Thinking, Thinking menaklukkan Intuiting, Intuiting menaklukkan Sensing.

Untuk rekan kerja carilah orang dengan MK yang mendukung MK Anda. Untuk Mentor / Panutan carilah orang dengan MK yang menaklukkan MK Anda. Untuk pasangan hidup, seorang suami sebaiknya mencari calon istri dengan MK yang mendukung MK suami atau calon istri dengan MK yang ditaklukkan suami.

hmm..menarik bukan ?

segera cari tahu Mesin Kecerdasan Anda sebagai panduan jalani hidup SuksesMulia.

Salam,

@STIFInMalang

Aplikasi Tes Kecerdasan STIFIn

Selama ini yang lebih banyak diketahui orang, tes kecerdasan hanya digunakan untuk ujian masuk sekolah atau ujian profesi. STIFIn bukan sekedar tes kecerdasan, bukan pula hanya digunakan untuk tes masuk sekolah atau tes masuk kerja. Karena keunggulan STIFIn ada 3, yakni : simple, akurat dan aplikatif. Aplikasi Tes Kecerdasan untuk keperluan pendidikan dan profesi sudah banyak diulas, sekarang bagaimana contoh aplikasi STIFIn yang lain ?

Teori Sirkulasi STIFIn menunjukkan pola hubungan saling mendukung dan saling menaklukkan, dengan Teori Sirkulasi STIFIn kita bisa mendapat informasi siapa orang yang tepat untuk menjadi pasangan hidup. Contoh : Suami I istrinya In, ini adalah pasangan yang bagus karena dalam pola sirkulasi In mendukung I.

Di bidang kesehatan STIFIn juga bisa diaplikasikan untuk membantu terapi anak autis. Dengan mengenal Mesin Kecerdasannya, kita bisa memilih treatment yang lebih tepat bagi anak autis. contoh : Anak autis dengan MK F, maka treatmentnya adalah dengan lebih banyak diajak dialog. Sementara anak autis dengan MK In lebih tepat treatmentnya dengan melibatkan dalam kegiatan sosial.

Banyak lagi penerepan tes Kecerdasan STIFIn dalam kehidupan sehari-hari. Karena itulah perlu bagi kita untuk lebih mengenali siapa diri kita agar lebih mudah dan terarah menuju kehidupan yang Sukses Mulia. Butuh penjelasan labih jauh, silakan hubungi kami.

Salam,

@STIFInMalang

Dimensi Kecerdasan Manusia

Dalam Konsep STIFIn, ada 4 Dimensi Kecerdasan : Tingkat terbawah Kecerdasan Personalitas , diatasnya Kecerdasan Mentalitas, berikutnya Kecerdasan Moralitas, dan yang paling tinggi Kecerdasan Spiritual.

Untuk mencapai Dimensi Kecerdasan tertinggi yakni Spiritualitas, harus dicapai secara bertahap. Sebagai dasar Dimensi Kecerdasan, maka sudah pasti kita harus mengenal Kecerdasan Personal diri kita apakah Sensing, Thinking, Intuiting, Feeling atau Insting berikut kelebihan dan kekurangannya untuk selanjutnya dioptimalkan kelebihannya dan ditekan kelemahannya.

Dengan begitu , jalan masing-masing orang untuk mencapai Dimensi Kecerdasan Spiritual berbeda-beda bagi masing-masing Mesin Kecerdasan. Contohnya : bagi Thinking akan lebih mudah memahami kebesaran Tuhannya dengan penemuan-penemuan ilmu baru di Laboratorium, sementara bagi Intuiting akan lebih mudah menemukan kebesaran Tuhannya di keindahan alam yang terbentang luas.

So, cari tahu akan dari jalan mana kamu mencapai Dimensi Kecerdasan Tertinggi menuju hidup Sukses Mulia ?

Salam,

@STIFInMalang

Jadikan “hidup gue bangeet..”

Siang tadi bincang-bincang dengan seorang bapak, dia bercerita ” Anak saya yang pertama, dulu waktu sekolah sangat jago IPA dan Matematika. Tapi waktu dia mau kuliah, istri saya menyarankan anak saya ambil jurusan yang mudah mendapat pekerjaan. Alhamdulillah.. kuliahnya lancar dan ga lama setelah lulus, dia dapat pekerjaan, sampai sekarang.”

Banyak diantara orang tua yang bersikap demikian, menyarankan pendidikan atau sekolah anaknya karena pertimbangan agar mudah dapat pekerjaan, mudah diterima kerja. Tidak salah memang. Orang tua menyekolahkan anaknya dari kecil hingga besar dengan biaya yang mahal, sampai dibela-belain kerja siang malam tidak kenal lelah banting tulang – lebay ya ? hehehe – tentu ingin anaknya segera selesai sekolah dan diterima kerja.

Tapi ternyata banyak diantara para karyawan, pekerja kantoran, atau istilah kerennya para eksekutif muda tersebut bekerja hanya sekedar melaksanakan kewajiban. Berangkat pagi pulang sore, pekerjaan selesai, bos senang..beres ! waduh..kenapa jadi curcol pengalaman pribadi :o)

Mereka sebagian besar yang demikian karena tidak bekerja sesuai passion, tidak sesuai hasrat / kata hati, tidak sesuai dengan kecerdasan dominan yang dimilikinya. Pada akhirnya tidak ada yang istimewa dalam pekerjaannya. Mereka menjadi manusia yang standar, biasa saja.

Karena itu segera temukan passionmu, temukan kecerdasan dominanmu, fokuslah di situ, agar kamu bisa jalani hidupmu dengan “hidup gue bangeet..”

Salam,

@STIFInMalang